02.55
0

Kenapa Harus Saya...?

Mencari kambing hitam adalah ekspedisi termudah dalam semua ekspedisi pencarian
~Dwight D. Eisenhower~
Ngomong aja sih enak. mesti ikhlas, sabar, ambil hikmahnya, bangkit, tetap berpikir positif dan bla bla bla...Cappe dehhh gue denger omongan seperti itu! Semua orang cuma bisa ngomong, sama kayak yang elo omongin! Nulis seperti itu sih enak, ngomong sih gampang, elo gak ngalamin sih apa yang gue alamin. Gimana coba gue bisa berpikir positif di saat yang gue alamin benar-benar menghancurkan kehidupan keluarga gue… Mau mulai bangkit darimana, Ir? Gimana gue bisa terima, wong dia udah ngancurin hidup gue.!! Gimana gw bs ikhlas?

Itu yang diungkapkan oleh teman saya saat dia curhat tentang kehidupan yang sedang dialaminyaDan setelah berbagai rentetan keluhan lainnya, akhirnya dia mengucapkan, 

Kenapa keluarga gue harus mengalami kejadian seperti ini, kenapa harus gue? Kenapa Tuhan tega? Apa salah gue ? Hingga Tuhan memberi cobaan ini?? Uuupps...Astagfirullah!!!

Pasti lu mau bilang “sabar, dah ikhlasin aja, jangan nyerah sama keadaan , liat sisi baik nya, Ayo, kamu bisa!kamu pasti bisa melewatinya ,jangan pernah menyerah” 

Itulah ungkapan seorang teman ku, saat dia cuhat beberapa waktu lalu tentang kehidupan yang sedang dialami nya saat ini. Tidak menutup kemungkinan ungkapan seperti itu juga pernah dilontarkan oleh sebagian orang saat menghadapi “ batu besar “yang menimpa menimpa kehidupan nya.

Saya tidak sepenuhnya menyalahkan luapan emosi nya,hal yang sangat manusiawi.. karena memang tidak semudah mememberi saran atau memberi motivasi saat kita sendiri menelan pil pahit kehidupan.Jangankan memintanya untuk melihat bangkit dan melihat kedepan, menata dirinya sendiri pun saat itu dia butuh pertolongan..

Ketika keadaannya normal mungkin anjuran-anjuran motivasi  akan mudah di terima dengan baik. Tapi ketika berada pada keadaan yang sebenarnya, dimana kita dipukul berkali-kali oleh kehidupan kemudian bangkit dan dipukul lagi, kadang motivasi seperti diatas bisa kita acuhkan.  Kalian sich enak ngomong enggak ngalami. Ngomong saja gampang coba ngalami seperti saya mungkin juga kalian akan menyerah. Begitu mungkin gumam anda kepada orang-orang yang memotivasi anda. Saya rasa anda tidak sepenuhnya salah, . Ketika begitu banyak tekanan kehidupan yang kita alami tiba-tiba orang yang tidak merasakan pahitnya yang kita alami ‘memerintahkan’ untuk jangan menyerah. Enak saja! Emang dikira gampang, penonton memang lebih pintar berkomentar dibanding pemain

Saya menelan ludah mendengar apa yang diungkapkan teman saya itu. Mengingatkan pada diri saya sendiri. Dulu, saya juga pernah mengalami hal serupa. Saat itu, betapa saya ingin berteriak dan memprotes Tuhan atas hal-hal yang kurang enak. Kenapa saya?? Kenapa harus saya?? Namun saat itu saya hanya bilang pada teman saya , saya tidak  minta kamu untuk berpikir positif saat ini, tapi cobalah MENERIMA apa yang sudah terjadi

Sahabat...
Adakah diantara kita yang tidak pernah mengalami kegagalan, kesulitan, musibah, maupun ujian? Apapun bentuknya, gagal mencapai impian, tak mencapai target dalam pekerjaan, gagal dalam bisnis, dsb. Atau kehilangan benda yang anda sukai walaupun benda itu tidak bernilai secara materi, kehilangan pekerjaan, kehilangan peluang bisnis, kehilangan orang-orang terdekat yang kita sayangi karena dia harus jauh dari kita. Kehilangan orang-orang yang kita cintai, karena mereka pindah ke rumah abadi mereka!

Terlintas kembali dalam benak ini, apa yang saya pernah alami beberapa tahun lalu. Kejadian yang mengubah kehidupan saya dalam hitungan menit. Saat sebongkah batu yang sangat besar tiba-tiba menghantam kehidupan kami. Saat musibah kecelakaan yang menimpa anak bungsu saya terjadi. Saat saya harus merelakan putra bungsu sayakembali kepadaNya. Saat saya kemudian harus meneruskan kehidupan hanya berdua dengan anak sulung saya karenasaya adalah orangtua tunggal.

Sempat saya tidak bisa menerima keadaaan dan sempat juga tidak tahu dari mana saya harus bangkit, bagaimanasaya harus ikhlas? Semua terasa terhenti! Bagaimana saya harus berpikir positif menata masa depan? Persis seperti berondongan ungkapan hati yang dilontarkan teman saya itu beberapa waktu lalu.

“Susah..!!” Terlintas beberapa kali ucapan itu. Terlintas juga beberapa kejadian yang “menyadarkan” saya. Kejadian yang mengingatkan saya untuk apa ujian hidup yang pernah saya lalui. Untuk apa saya hidup dan kenapa saya masih diberi kehidupan, yang akhirnya menggantikan kata “susah” menjadi “proses belajar” pada kehidupan.
Hidup adalah proses untuk menjalani HIDUP secara sepenuh hati.Apa yang bisa saya lakukan saat itu? Bagaimanasupaya bisa bangkit? Bagaimana keluar dari situasi itu? Bagaimana saya bisa memotivasi diri saya sendiri? Semua kekuatan saya saat itu seolah hilang entah ke mana. Segala metode untuk membangkitkan semangat yang biasa saya bawakan dalam kelas training pun, seolah tak mampu membuat saya keluar dari situasi sulit itu. Segala macam buku-buku motivasi yang saya baca juga tidak mampu mengubah semangat saya saat itu. Semua itu hanya bermuara dari 1 hal, HATI kecil ini menolak apa yang terjadi

Lalu apa yang saya lakukan?
Saat saya menghadapi situasi yang mahasulit sekalipun, inilah yang saya lakukan agar tetap mampu melihat indahnya cahaya kehidupan, yakni: TERIMAlah!!
Sepahit apa pun kenyataan yang dihadapi, jangan diTOLAK, karena kita terima atau kita tolak, toh semua itu sudah dan tetap terjadi. Selama HATI kita menolak situasi ini, selama itu pula letupan emosi kita akan keluar terus. Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Kita akan merasa sakit bila melawannya, kita akan merasa pahit bila tidak menerimanya dengan sepenuh hati!

Seperti halnya kita selalu menyediakan kamar bagi tamu yang akan berkunjung ke rumah kita, seperti itu juga selayaknya kita menyiapkan sebuah ruang di hati ini untuk menerima apa pun yang akan diberikan Tuhan padakehidupan kita! BERPRASANGKA BAIK-lah kepadaNya karena pada hakikatnya apa pun yang Tuhan berikan,itulah yang terbaik bagi kita menurutNYA

BersabarlahPraktik kesabaran tidak akan kita dapatkan melalui buku-buku, ataupun sekadar melalui ucapan. Kita hanya dapat melakukannya ketika sejumlah kesulitan hadir di kehidupan kita. Berterimakasihlah padaNya.

Bersyukurlah. Di balik setiap ujian dan masalah yang kita hadapi, selalu ada hikmah indah yang terkandung di dalamnya. Tinggi rendahnya tingkat kebahagiaan seseorang berbanding lurus dengan tinggi rendahnya rasa syukurnya.

Bangkit!! Terkena pukulan buruk dari kenyataan yang terkadang terkesan brutal memang rasanya sakit, dan ini hal yang manusiawi, dialami semua manusia, baik sekelas para nabi atau sekadar manusia biasa seperti kita-kita ini.Adapun urusan memperbaiki atau merusak diri adalah keputusan kita sendiri. Kita harus percaya bahwa kita mampu memenangkan pertempuran hidup sehingga kita benar benar bisa memenangkannya. Kita harus percaya bahwa kita mampu menata ulang kehidupan kita dan mau memperbaiki diri hingga kita menemukan kembali diri kita.

Kita bebas memilih berdiam dalam kesedihan sebebas memilih untuk bangkit. Kita bebas memilih putus-asa sebebas kita memilih untuk melawannya. Kita bebas memilih pasrah sebebas kita menolak pasrah. Kita bebas memilih untuk menerima terlebih dahulu sebebas kita menolak untuk selamanya. Kita bebas memilih berpikir negatif terhadap TUHAN dan dunia, sebebas kita memilih berpikir positif terhadap TUHAN dan dunia!
Semua manusia punya kebebasan menentukan pilihan, tapi tidak ada satu pun yang punya kebebasan memilih konsekuensi. Ada harga yang dibayar untuk apa pun pilihan yang kita tentukan!

Ketika permasalahan muncul, jalan yang paling mudah adalah mencari kambing hitam atau mencari alasan. Padahal orang yang paling bahagia adalah yang tidak suka menyalahkan dan lebih memilih menerima tanggung jawab ketika tanggung jawab itu memang harus dipikulnya.
Tulisan ini adalah salah satu artikel yang ada dalam buku saya...LIFE FOR HAPPINESS, buku inspiratif dalam mengatasi berbagai ujian ujian kehidupan dengan tetap mampu  menciptakan kebahagiaan dalam mengarungi samudra kehidupan apapun episode yang dihadirkan Tuhan kepada kita....

Salam Bahagia


Irma Sustika | Trainer & Penulis Buku Life For Happiness



Sumber: Berbagai Milis

0 komentar:

Posting Komentar