02.48
0
MENENTUKAN PIIHAN


Setelah lulus kuliah pada tahun 1988, saya langsung terjun dan berkiprah sebagai profesional di industri Perbankan.almamater pertama saya dalam dunia kerja yaitu Bank Duta yang kemudian hijrah ke BII hingga tahun 1996

Saya yang mungkin mereasa "tidak betah"dengan kondisi nyaman walaupun dunia luar menganggap kita para bankers itu profesi yang kereen banget. Maka pada tahun 1996 saya pun menyebrang ke Industri Asuransi. Keputusan besar yang sangat kontroversial saat itu membuat saya sempat dijuluki "Orang Gila" yang nekat melepaskan karir yang sudah saya bangun selama 8 tahun di perbankan dan membangun sesuatu yang baru yang jujur ajaa saat itu berkiprah di industri asuransi masih mendapat pandangan negatif dari sebagian orang, bahkan keluarga saya sendiri

“Gilaa ya lu Ir, serius lu mau resign? Kerja di bank kan enak, apalagi lu kan sudah lama kerja di situ!” 
Komentar lainnya, “Haaaah… lu mau pindah ke perusahaan asuransi dan ninggalin karir lu di bank? Jabatan lu kan sudah oke ngapain di asuransi…. hiiii..gue siih amit-amit deh kerja di asuransi. Emang lu dapet posisi apa di sana? Sampai berani-beraninya ninggalin karir lu sekarang?” 
Lain lagi komentar keluarga saya, “Kamu pikirin lagi deh dengan waras (ehm, saya ga waras apaa?!) sudah enak-enak di karirmu sekarang kok malah mau merintis dari awal lagi, inget anakmu masih kecil-kecil!”

Semua menentang pilihan dan keputusan saya waktu itu. Tapi saya tetap berpegang pada pilihan saya. Saya melihat begitu besar peluang di perusahaan yang menawari saya untuk membangun tim kerja. Dan walaupun saya tidak punya latar belakang di bidang asuransi, tapi saya punya keyakinan bahwa saya mampu. Lagipula, masih sama-sama bergerak di bidang keuangan.

Singkat cerita saya benar-benar mengambil keputusan itu. Itulah pilihan saya, maka saya jalani dunia saya yang baru. Walaupun harus banyak belajar, saya sangat menikmati semua keputusan yang saya ambil. 

Saat memulai, saya menanamkan pada diri saya, “Liaat lu yaa..! Gue bisa berhasil kok di dunia kerja yang baru,” Saya akan buktikan bahwa apa yang mereka khawatirkan, bahkan yang cenderung mengejek, adalah keliru besar!

Dengan kebulatan tekad dan kerja keras, selama 10 tahun sebagai kepala cabang di perusahaan tersebut, saya berhasil 8 kali berturut turut mengantarkan tim saya menjadi agent terbaik di tingkat nasional. Setiap tahun saya pun mendapatkan bonus jalan-jalan keliling dunia.ahaaaa indahnya... Menyenangkan!

Kejadian serupa terulang lagi pada tahun 2006, saat saya memutuskan mengundurkan diri dari perusahan asuransi tersebut. Lagi lagi saya mengambil keputusan nyeleneh yang menurut orang sangat konyol, dengan meninggalkan karir saya di asuransi dan mulai merintis usaha sendiri dari rumah.
ING.

Lagi-lagi teman-teman saya bilang: “Emang sinting lu, dengan segala yang sudah lu dapatkan trus lu mau tinggalin itu semua? Lu kan sudah berhasil di sana, lu sudah memiliki segalanya, lu sudah bisa mencapai yang terbaik di sana, setiap tahun bisa keliling dunia, terus sekarang mau ditinggalin? Mau pindah kemana lageee???”

“Engggak kok, ga pindah ke mana-mana. Mau ngurus anak. Anak-anak gue sudah mulai remaja.”
“Haaahhhh??? Serius looo? Mau ngerjain apa di rumah?” 

Ya, pilihan kali ini memang sulit. Keputusan yang saya ambil saat itu bukanlah untuk mengejar income maupun jabatan yang lebih tinggi lagi namun saya ingin lebih berada dekat dengan kedua putra saya yang saat itu sudah menginjak remaja, 

Sebetulnya saya sendiri pun merasa tidak mudah mengambil keputusan ini. Tapi ada yang lebih membutuhkan saya, yakni kedua anak saya yang sudah mulai remaja. Itulah yang akhirnya membawa saya pada profesi yang saya geluti sampai hari ini, berbagi pengalaman dalam berbagai pelatihan. maka berdirilah ISF CONSULTING. Dengan profesi ini saya punya lebih banyak waktu untuk keluarga saya, dengan anak anak saya

Terkadang kita memang mesti melakukan hal paling ekstrem sekalipun untuk mengisi kehidupan ini. Semua adalah pilihan. Hidup tetap terus berlangsung, namun hanya membutuhkan satu keputusan untuk dapat melakukan perubahan dalam hidup.Bukankah semua yang terhampar di dunia ini adalah pilihan bagi manusia. Kita bisa memilih apa yang terbaik untuk diri kita (dengan bimbingan Tuhan tentu saja, karena tanpa itu nonsens saja semua!). Kita bisa memilih karir kita, pekerjaan kita, pasangan hidup kita, seberapa keras kita bekerja, dan seberapa berleha-leha kita terhadap hidup kita. Semua tetap pilihan!

Kita bisa memilih bekerja sampai subuh hari. Namun kita pun bisa memilih tidur cepat dan bangun pagi. Kita bisa memilih bekerja di zona aman tanpa mesti memikirkan risiko yang berarti. Demikian juga kita bisa memilih tantangan baru dalam hidup kita yang penuh dengan gejolak. Namun satu hal, perbedaanya adalah terletak pada hasilnya. Tak selamanya hukum matematika 1 + 1 selalu 2.

Semua ada di tangan kita, tetap dengan petunjuk Tuhan. Apakah kita berpikir untuk tetap menjadi orang biasa-biasa saja, atau orang di atas rata-rata, semua adalah pilihan. Tak ada yang memaksa, karena yang paling parah adalah: Jika kita sudah tak memiliki pilihan apa-apa lagi. 

Bertanggung-jawab terhadap setiap pilihan hidup yang diambil. Fokuslah pada cita-cita semula, seolah semua siap di depan mata sehingga membuatmu bergegas langkah! Cepaaat!!!
Berkaryalah dengan ikhlas dan penuh rasa syukur. Bukan sebagai obsesi dan tuntutan yang membebani hidup kita. Namun, berkaryalah dan berbahagialah.

Sumber: Berbagai Milis

0 komentar:

Posting Komentar